Ppg: Konsep Keluarga Berdasarkan Islam
Keluarga
Keluarga berasal dari kata-kata yang memperlihatkan kesatuan, kedekatan dan perlindungan. Kata itu merujuk pada sekelompok orang yang terhubung bersama melalui ikatan yang menjaga mereka tetap bersama dan menjaga kesatuan mereka. Keluarga berbeda dengan ikatan yang lainnya namun sanggup juga dianggap sebagai cara menyatukan orang orang. Misalnya, keluarga rumah sakit ialah sekelompok orang yang merawat orang sakit, atau keluarga sebuah institusi pendidikan, dan lainnya yang hanya mencapai kepentingan kelompok orang yang di dalamnya meskipun sudah tumbuh nilai nilai kebersamaan.
Secara konsep Islami, keluarga ialah kelompok yang muncul dari pernikahan/penyatuan laki-laki dan perempuan melalui hubungan komitmen nikah dan bawah umur yang lahir darinya. Inilah sebabnya mengapa kita menyampaikan bahwa seseorang yang menikah ialah orang bebas yang kebebasannya dihalangi oleh seorang istri, bawah umur dan oleh kiprah dan tanggung jawabnya. Tali komitmen nikah yang mengikat suami-istri disebut oleh Allah dengan, “… perjanjian yang berpengaruh ...” [4:21].
Status keluarga dalam Islam
Pentingnya keluarga berasal dari kiprahnya yang penting, yaitu menciptakan individu yang menguntungkan dirinya sendiri dan orang lain. Ini membutuhkan periode pendidikan yang lebih lama, lebih dalam dan lebih keras. Mempersiapkan diri hanya untuk merawat diri sendiri tidak menyerupai mempersiapkan diri untuk merawat diri sendiri dan orang lain. Membesarkan mental dan pikiran terang berbeda dengan memelihara ternak — Anda membutuhkan lebih banyak pembelajaran dan pengalaman.
Islam sangat mementingkan keluarga lantaran aneka macam alasan, yang paling penting adalah:
1- Keluarga ialah madrasah pertama bagi Anak.
Di dalam keluarga, bawah umur diasuh oleh orang renta mereka yang memberi mereka cinta dan kelembutan yang mereka butuhkan. Ada 3 Fase dalam mendidik anak oleh orang tua. Fase ini sanggup bertahan lebih dari lima belas tahun. Ketiga fase tersebut ialah sebagai berikut
- Sebagai bayi, orang renta memberi bawah umur mereka cinta dan perhatian yang paling lembut;
- Sebagai bawah umur dan remaja, mereka menanamkan di dalamnya prinsip, perasaan, dan kepercayaan; dan
- Sebagai remaja, mereka membimbing anak mereka hingga mereka mencapai kedewasaan.
Misi ini membekali bawah umur dengan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melindungi mereka dari dosa, lantaran hal tersebutlah yang membedakan mereka dari makhluk lainnya yang tidak tahu tujuan hidup mereka.
2 - Keluarga ialah fondasi dasar dari masyarakat yang lebih besar
Karena itu, masyarakat perlu menawarkan perhatian kepada para anggotanya. Nabi Muhammad SAW memerintahkan kita untuk berhati-hati dikala menentukan pasangan lantaran akan menjadi sarana madrasah bagi bawah umur mereka kelak. Saudara kandung dari anak anak dalam keluarga juga perlu mendapatkan perlakuan dan pendidikan yang sama dengan benar untuk memainkan kiprah yang efektif dalam membangun masyarakat.
3 - Keluarga membentuk individu,
Baik laki-laki maupun wanita, dan Peran keluarga dalam membentuk individu sangatlah urgen dalam membangun nilai-nilai yang dipupuk dengan bimbingan, dukungan, dorongan, dan sebagainya.
4 - Tanggung jawab yang Berat
Tanggung jawab membangun keluarga sangat lah besar dan berat, dan lantaran alasan ini, Islam memperluas perwalian atas seseorang hingga ia mencapai usia remaja dan bahkan mungkin lebih dari itu dalam hal-hal tertentu.
Anak anak sanggup berada dalam lingkungan orang renta mereka hingga dua puluh tahun atau lebih sehingga mereka sanggup muncul sebagai insan yang baik dalam masyarakat mereka, mempunyai kapasitas untuk memimpin dan mempengaruhi. Karena alasan inilah Islam menempatkan kepentingan tertinggi pada keluarga. Ini kasatmata dalam:
1. Seluruh belahan "Al-Talaq" [Perceraian] diungkapkan dalam Al-Quran yang membahas urusan keluarga.
2. Banyak ayat dalam Al-Quran terdiri dari ketentuan yang berkaitan dengan keluarga.
3. Bab Al-Quran "Al-Mujadalah" [Perselisihan] terdiri dari solusi instan untuk dilema keluarga.
4. Pedoman kenabian yang mendorong pembentukan keluarga. Berbicara kepada para pemuda, Nabi (damai dan berkah besertanya) mengatakan: “Wahai kaum muda! Siapa pun di antara Anda yang sanggup menikah, harus melakukannya, dan siapa pun yang tidak sanggup menikah, ialah puasa lantaran puasa mengurangi hasrat seksual ”[Al-Bukhari].
Cara yang baik untuk membentuk keluarga dimulai dengan usulan pernikahan, melihat calon istri, komitmen nikah dan sebagainya.
5. Menjelaskan hak dan kewajiban setiap anggota keluarga. Ini diungkapkan dalam ayat Al-Quran: “Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, bila mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, bila mereka (para suami) menghendaki ishlah. Dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya berdasarkan cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ”[2: 228].
6. Mempertahankan koherensi keluarga.
Allah Yang Mahakuasa berfirman:: "Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kau mempusakai perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kau menyusahkan mereka lantaran hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kau berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melaksanakan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kau tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) lantaran mungkin kau tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menimbulkan padanya kebaikan yang banyak. [4: 19].
7. Bahkan perceraian harus dilakukan secara etis.
Allah Yang Mahakuasa berkata: "Talak (yang sanggup dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kau mengambil kembali sesuatu dari yang telah kau berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan sanggup menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kau khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak sanggup menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya wacana bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kau melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim.." [2: 229].
8. Mengelola konflik keluarga dengan mengikuti aliran Islam yang mengharuskan pasangan itu untuk bersabar. Lebih jauh, seorang suami diperintahkan untuk mengikuti langkah-langkah tertentu untuk mendidik istri yang tidak taat.
Pertama, beliau harus menegurnya. Jika ini tidak berhasil, beliau terustidak tidur dengan dia. Tindakan ini, bila tidak berhasil, diikuti dengan memukulinya dengan ringan tanpa menimbulkan rasa sakit fisik padanya. Pasangan juga harus mencari arbitrase anggota keluarga tepercaya untuk menuntaskan konflik. Jika semuanya gagal, perceraian non-final, dilakukan sekali dan dua kali, sanggup terjadi. Terkadang, satu-satunya solusi ialah perceraian yang tidak sanggup dibatalkan. Baca juga Alquran [4: 34-35].
Tujuan aturan keluarga Muslim
1- Pemenuhan Kebutuhan Seksual
Kebutuhan Seksual ialah fitrah dari manusia, oleh lantaran itu Islam menawarkan jalan untuk memenuhinya dengan jalan Pernikahan. Nabi Saw bersabda: “Wahai kaum muda! Siapa pun di antara Anda yang sanggup menikah, harus melakukannya, dan siapa pun yang tidak sanggup menikah, ialah puasa lantaran puasa mengurangi hasrat seksual ”[Al-Bukhari].
2- Berkeluarga melengkapi agama seseorang,
Karena beginilah cara Nabi Muhammad SAW mendefinisikan pernikahan. Dia mengatakan: "Ketika seorang hamba menikah, berarti beliau telah menyempurnakan setengah agamanya. Maka bertaqwalah kepada Allah pada setengah sisanya."
3- Menyediakan wadah untuk keturunan yang sehat
Nabi Muhammad SAW berkata: "Menikahlah dengan perempuan yang penuh kasih dan melahirkan anak lantaran saya akan mempunyai jumlah [pengikut] terbesar di antara para nabi pada hari Kebangkitan" [Imam Ahmad].
Kaprikornus berusaha untuk mempunyai anak yang sehat ialah salah satu tujuan fundamental pernikahan. Inilah sebabnya mengapa banyak orang khawatir dikala kehamilan tertunda dan mencari pemberian profesional dari dokter. Nabi Zakaria AS berdoa kepada Allah yang Mahakuasa untuk seorang anak. [21: 89], [3: 38].
Kaprikornus tujuan mempunyai keluarga ialah untuk mempunyai keturunan yang "benar" bukan hanya keturunan yang sembarangan
4-Membantu membangun masyarakat melalui pengetahuan, pekerjaan, mempromosikan kebajikan dan melarang sifat buruk.
5- Membangun keluarga teladan yang sanggup dilihat dan ditiru oleh orang lain —
keluarga yang mengikuti petunjuk Nabi dan pertanda bahwa aliran Islam tidak sulit untuk dicapai tetapi lebih pada kenyataan kasatmata dengan contoh-contoh kehidupan nyata.
Sejauh ini, inilah tujuan selesai dari keluarga mana pun sebagaimana dinyatakan dalam doa: “Dan mereka yang mengatakan, 'Tuhan kami, berilah kami di antara istri-istri kami dan penghiburan keturunan bagi mata kami dan jadikan kami teladan bagi orang-orang benar” [25: 74].
6- Menghasilkan bawah umur yang sehat yang akan membantu orang renta mereka di usia renta dan berdoa untuk mereka sesudah selesai hidup mereka.